Primera Division La Liga 2011/12 menjadi musim terburuk Villarreal. Memang belum bisa diukur apakah level kerusakan Kapal Selam Kuning separah musim 1998/99 dimana mereka nyungsep alias terdegradasi ke Segunda A. Indikator banyak laga tanpa kemenangan di musim ini sudah cukup untuk mengategorikan betapa buruk kampanye El Submarino Amarillo. Maklum hingga kompetisi merampungkan paruh pertama musim, Villarreal sempat melalui 10 partai nirkemenangan berturut-turut, sejak akhir September hingga medio Januari kemarin.
Laju menyedihkan ini akhirnya terhenti pada Senin (23/1), tatkala Marco Ruben dan kawan-kawan memetik kemenangan 3-0 atas Sporting Gijon dalam partai penutup jornada 19. �Kami memainkan laga yang sangat kompak. Level permainan begitu tinggi dan saya yakin ini akan menaikkan kepercayaan diri kami di laga berikutnya,� ujar Jose Molina, el entrenador anyar Villarreal, seperti dilansir Marca.
Isu moral yang diapungkan pelatih pengganti Juan Carllos Garrido ini akan langsung mendapat ujian berat di akhir pekan ini, Sabtu (28/1) atau Minggu dinihari WIB nanti di Camp El Madrigal. Tak tanggung-tanggung test kelayakan datang dalam wujud Barcelona, tim yang tak pernah mereka kalahkan dalam tujuh pertemuan terakhir mereka. Barcelona tiga kali menjungkalkan mereka di tiga laga kandang ke belakang.
Sepanjang musim ini, permainan bagus Villarreal bisa dibilang amat jarang muncul. Selain tercermin dalam posisi di papan bawah klasemen Primera, mereka juga nirpoin di fase grup Liga Champions musim ini. Karena itu, saat Molina mengungkapkan level tinggi di laga kontra Gijon, tentu ada beberapa perubahan yang dilakoni.
Agak berbau anomali mungkin, tapi faktanya kemenangan tiga gol tanpa balas direngkuh saat Villarreal tak diperkuat Nilmar (yang dikabarkan segera hijrah), justru Marco Ruben dan Joselu bisa menumpahkan aksi-aksi terbaiknya. Karena itu, hampir dipastikan komposisi serupa dimana pos striker dihuni duet Ruben dan Joselu bakal kembali diterjunkan Molina.
Kedua pemain muda itu akan disokong Marcos Senna, yang sudah mulai menemukan kembali standar terbaiknya, Borja Valero, Cani, dan Bruno. Usaha tuan rumah menghentikan laju Barcelona akan dimulai dari sektor ini. Keempatnya kudu memastikan lini tengah Blaugrana yang dipimpin Xavi Hernandez, tak bisa memainkan bola dengan nyaman. Jika mampu melakoni plot ini, setidaknya kekalahan telak 0-5 seperti di pertemuan pertama bakal mereka hindari.