Biasanya dalam laga Premier League, tim tuan rumah berjalan melewati tim tamu saat ritual jabat tangan sebelum pertandingan. Namun, untuk pertandingan MU melawan Liverpool di Old Trafford, akhir pekan lalu, Dowd menabrak protokol.
Dowd memutuskan agar Liverpool menghampiri pemain MU dalam ritual jabat tangan. Hal itu dilakukan agar striker Luis Suarez yang menjadi pusat perhatian seusai kasus rasisme kepada bek MU Patrice Evra, tetap bergerak dan tidak menjadi target bagi siapa pun yang ingin melakukan tindakan tidak diinginkan.
Keputusan penting lainnya yakni ketika wasit 49 tahun itu memutuskan untuk berdiri di samping Evra. Biasanya seorang wasit berdiri di tengah-tengah asisten wasit saat ritual jabat tangan. Namun, Dowd kembali menabrak protokol.
Keputusan Dowd untuk berdiri di samping Evra yang menjadi kapten MU, terbilang tepat. Pasalnya, Dowd bisa langsung meredakan amarah Evra setelah Suarez menolak untuk melakukan jabat tangan.
Dowd melakukan dua perubahan tersebut saat pertemuan dengan manajer tim, Sir Alex Ferguson dan Kenny Dalglish, serta kedua kapten, Evra dan Steven Gerrard.
Dowd juga mendapatkan pujian setelah dengan cepat meredam tindakan provokatif Evra yang melakukan perayaan usai pertandingan di dekat Suarez.
Ini adalah kali kedua seorang wasit Premier League menabrak protokol pertandingan. Sebelumnya, wasit Mike Dean juga membuat keputusan yang sama saat Chelsea melawan Manchester City di Stamford Bridge, Februari 2010.
Saat itu Dean memerintahkan pemain ManCity untuk menghampiri pemain Chelsea. Ketika itu bek ManCity, Wayne Bridge menolak untuk bersalaman dengan kapten Chelsea, John Terry. Itu menyusul perselingkuhan Terry dengan mantan pacar Bridge, Vanessa Perroncel.
FA memutuskan untuk tidak menjatuhkan sanksi kepada MU dan Liverpool setelah menerima laporan pertandingan dari Dowd, Senin 13 Februari 2012.