Saturday, May 5, 2012

Menyetir Mobil Cukup Gunakan Pikiran Saja


Kemajuan teknologi akan semakin memudahkan orang dalam hal apa pun, termasuk mengemudikan mobil. Setidaknya itulah yang kini tengah dikembangkan Nissan Motor Company dengan École Polytechnique Fédérale de Lausanne di Swiss.

Seperti dilansir caradvice.com, Kamis, 29 September 2011, keduanya terlibat dalam proyek pengembangan teknologi yang memungkinkan seseorang mampu mengendalikan mobil hanya dengan pikiran.

“Jadi kegiatan menambah laju kecepatan, mengerem, ataupun membelokkan dan meluruskan setir mobil cukup dengan melalui pikiran di otak,” demikian bunyi pernyataan tim kerja proyek tersebut.

Teknologi BMI merupakan perekaman data pola perilaku orang dalam mengendarai mobil yang terekam di dalam komputer, kemudian direkam dalam komputer mobil. Jadilah mobil tersebut mampu memperkirakan keinginan seseorang kala yang bersangkutan mengemudikan mobil dan ingin melakukan manuver.

Ketika pengemudi berniat berbelok, mobil akan dengan serta-merta melakukan manuver itu. Begitu pun di saat pengemudi ingin menjalankan mobil dengan laju kecepatan tertentu atau berpindah ke jalan lain.

Nissan menyebutkan tujuan pengembangan teknologi itu adalah untuk memastikan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara. Pada sisi lain, kebebasan berkendara merupakan hak masyarakat, sehingga di antara satu dengan yang lain harus menghormati kebebasan dan menjamin keamanan bersama.

Saat ini proses pengembangan teknologi pintar itu masih pada tahap awal. Tim masih menggunakan kursi roda yang dipasangi mesin dan terhubung dengan sebuah komputer jinjing. Selama percobaan seorang relawan--mahasiswa strata S3 atau doktor--yang berperan sebagai pengemudi mobil menggunakan pemindai pada kepalanya untuk merekam keinginannya saat mengendalikan mobil.

"Idenya adalah untuk memadukan kecerdasan pengemudi dan kendaraan bersama sedemikian rupa, sehingga menghilangkan konflik antara mereka. Berkendara pun akan lebih aman,” tutur Prof. José del R. Millan, kepala proyek penelitian.

Pasalnya, kata Millan, ketidakselarasan antara keinginan pengemudi dan gerakan yang dilakukan oleh mobil kerap menjadi pemicu kecelakaan.

Sumber