Sudah pernah dengar belum hadits tentang minuman yang kemasukkan lalat?
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Ubaid bin Husain berkata bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dari pada sayap satunya terdapat obat.”
(HR. Al Bukhari No. 3073)
Berikut ini adalah sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qashim, Kerajaan Arab Saudi yang melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Metode yang mereka gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar (media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang merah, yang mencair pada suhu 1000C dan memadat pada suhu 400C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba) kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.
Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sampel yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sampel, yaitu
(1)sampel air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan
(2) sampel air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.
Setelah itu, sampel air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut. Pada spesies Lalat A diberikan dua perlakuan dalam cawan petri.
Cawan Petri 1 berisi sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam). Cawan Petri 2 berisi sampel kultur air yang diambil dasi sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasilnya, pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1 pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbumhannya terhambat oleh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.
Spesies Lalat B juga diberikan dua perlakuan dalam cawan petri. Cawan Petri 1 berisi sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam). Cawan Petri 2 berisi sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasilnya, pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungsi.
Spesies Lalat C diberikan dua perlakuan dalam cawan petri.
Cawan Petri 1 berisi sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2 berisi sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasilnya, pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media 2 ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Staphylococcus sp., yang merupakan penyebab berbagai penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersidat antibakteri dan antifungsi. Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri pantogen Salmonella sp. dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.
Kesimpulannya, masuknya lalat pada minuman dengan tanpa dicelup dan dicelup ternyata menghasilkan hasil berbeda yang signifikan. Hal ini membenarkan apa yang disabdakan oleh baginda Nabi yang mulia, bahwa pada sayap lalat itu terdaoat penyakit sekaligus penawarnya. Maha benar Allah dan Maha benar Rasulullah.“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman :13)