Monday, May 7, 2012

Penyebab Anak Susah Tidur

Dipublikasi oleh Prediksi Bola pada Penyebab Anak Susah Tidur - Biasanya tidur lira terbilang beda dibanding teman-teman sebaya. Bocah perempuan 3,5 tahun ini baru tidur di atas jam 23.00 WIB, setelah ikutan nonton sinetron drama favorit oma dan mamanya. KARENA tidur larut, lira pun selalu baru bangun sekitar jam sembilan pagi. Sekitar jam tiga sore dia mengantuk lagi. Biasanya ia tidur lagi sampai menjelang maghrib. Pola tidur seperti ini berlangsung tiap hari sejak setahun terakhir.


Semula, orangtua lira tidak terlalu khawatir dengan keadaan ini. Baru belakangan bunda lira mulai bertanya-tanya, bagaimana kalau kebiasaan seperti ini terus berlanjut. "Padahal enam bulan lagi lira mulai sekolah di TK. Dia harus bangun pagi-pagi. Apa bisa mengubah pola tidur lira dalam waktu enam bulan?" tuturnya setengah bertanya.

Pola tidur anak-anak memang sering luput dari perhatian orangtua. Kebanyakan menganggap pola itu bakal terbentuk sendiri seiring bertambahnya usia anak serta peningkatan aktivitas di luar lingkungan keluarga.

Tapi kenyataannya, banyak kasus si kecil tetap bertahan dengan pola tidur yang sudah lama terbentuk. Orangtua pun kuwalahan mengubah pola tidur anak-anak. Ketika agak dipaksa sering dampak negatif terjajdi. Si kecil jadi kekurangan waktu tidur.

Konsultan Tumbuh Kembang Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jakarta, Rini Sekartini melalui gizi.net mengungkap, kurangnya waktu tidur bagi anak-anak bisa berdampak buruk bagi perkembangan fisik dan kognitif.

Organ tubuh anak memproduksi dan melepaskan jenis hormon tertentu ketika Penyebab Anak Susah Tidur di malam hari. Proses ini dipastikan terganggu bila anak-anak tidak tidur cukup waktu atau tidurnya terganggu. Kondisi ini membuat rentan daya tahan tubuh, iregulasi sistem endokrin, dan bisa menjadi awal pencetus kegemukan.

"Anak yang kurang tidur biasanya mengalami pula gangguan kognitif. Anak lambat bereaksi, kurang waspada, kurang perhatian, dan sulit konsentrasi. Pada akhirnya kondisi ini bisa mengganggu proses belajar dan membuat prestasi akademik anak menurun," ungkap Rini Sekartini.

Kurangnya perhatian orangtua membangun kebiasaan tidur yang cukup, menyebabkan anak-anak di wilayah perkotaan di beberapa negara mengalami gangguan tidur. Sebuah penelitian mengungkap 23,5 persen anak usia 2-6 tahun di Beijing, Cina, mengalami gangguan tidur.

Sekitar 20 persen anak usia 3 tahun di Swiss terbangun setiap malam. Sedangkan di Amerika Serikat, sebanyak 84 persen anak usia 1-3 tahun menderita gangguan tidur menetap. Kebanyakan anak-anak tersebut sulit tidur pada malam hari dan sering terbangun ketika ketika tidur malam hari.

"Tidur merupakan perilaku yang dipelajari yang dapat dibentuk melalui rutinitas dan kebiasaan tidur yang baik. Idealnya tidur nyenyak mulai dibiasakan orangtua sejak anak-anak mereka berusia 3 - 6 bulan," tegas Rini.

Sumber