Seppuku adalah upacara untuk
bunuh diri dan di luar Jepang lebih populer dengan istilah Harakiri,
walaupun di Jepang sendiri istilah Harakiri dianggap sebagai istilah
yang kasar. Ritual Seppuku biasanya memerlukan keterlibatan aktif paling
tidak dua orang, satu yang mau bunuh diri dan satu
lagi adalah pendampingnya (Kaishakunin) yang bertugas memenggal kepala
orang yang melakukan Seppuku. Hanya saja, dalam pemenggalan itu leher
yang dipenggal tidak boleh betul-betul putus, harus ada daging yang
membuat kepala yang dipenggal tetap menempel pada tubuhnya.Ini sulit,
oleh karenanya sang pendamping haruslah jagoan pedang juga.
Hanya
saja pendamping untuk Seppuku hanya untuk orang yang Seppukunya untuk
menjaga kehormatan. Misalnya, kalau seorang Samurai tertangkap oleh
musuh, maka seorang pendamping akan ditugaskan untuk memenggalnya. Jika
Samurainya itu Samurai tukang mencuri, tukang korupsi atau jadi penjahat
kacangan lainnya .... ya tak ada pendamping, dibiarkan mati saja dengan
kesakitan sampai kehabisan darah.
Dan
sebagai dampak budaya, kata ’seppuku’ biasa digunakan sebagai metafora
seseorang melakukan ”self punishment” sebagai tanggung jawab bila
melakukan kesalahan.
Ritual ini telah membudaya
di Jepang, sehingga apabila seseorang melakukan kesalahan dan melakukan
bunuh diri, maka hal itu sah-sah saja dan dianggap sabagai upaya
menebus kesalahan. Dan menurut saya ini adalah sebuah kekerasan karena
setiapkali ada orang(warga Jepang) yang melakukan salah, maka ia akan
berorientasi untuk bunuh diri, seperti dipaksa oleh keadaan sekitar.
Sumber