Cara membungkukkan badan kembali menjadi berita ketika perusahan otomotif Toyota meminta maaf atas penarikan mobil-mobilnya.Dalam keterangan kepada media 5 Februari lalu, presiden Toyota Akio Toyoda meminta maaf dengan membungkuk sedikit seperti halnya kalau orang Jepang bertemu tetangga secara tidak sengaja di depan rumah.
Padahal dalam dua minggu sebelumnya dia tidak tampil sama sekali pada saat perusahaannya menghadapi banyak keluhan soal rem dan pedal gas sehingga membuat saham perusahaan jatuh 20%. Jelas bahwa cara Toyoda membungkukkan badan tidak memenuhi harapan masyarakat.
Media Jepang yang biasanya sopan, secara blak-blakan mengatakan sikap Toyoda itu terlambat dan tidak memadai. Di Jepang, semakin dalam orang membungkuk dan semakin lama dia membungkuk berarti seakan dia menunjukkan penghormatan atau penyesalan.
Dengan
hanya membungkuk sedikit dan sesaat, sikap yang ditunjukkan adalah
seperti seseorang yang menjadi sasaran kemarahan atasan. Sedangkan
membungkukkan bahu dan langsung pergi menunjukkan isyarat seperti anak
kecil yang baru dimarahi.
Ketika
tampil untuk kedua kalinya di depan media tanggal 9 Februari, Akio
Toyoda membungkukkan badan lebih dalam dan lebih khidmat. Tetapi dalam
konferensi pers, raut muka Toyoda kelihatan sangat suram, padahal
pertemuan itu dimaksudkan untuk meredam kritik terhadap perusahaannya.
Dia tampak tidak nyaman menghadapi berbagai pertanyaan kritis terhadap
kinerja mobilnya.
Di samping itu, dia berasal dari kebudayaan Zen yang mengedepankan sikap diam dan tabah, yang lebih mementingkan tindakan daripada ucapan. Dengan sikap tenang dan serius dia ingin menunjukkan tekad untuk memulihkan kehormatan keluarganya dan mengembalikan kepercayaan konsumen. Kemudian di akhir konferensi pers, dia membungkukkan badan dengan cara yang menunjukkan penyesalan dan ketulusan.
Sumber